Modul pembelajaran membawa kepada berbagai tafsiran dan pemahaman. Modul merupakan medium untuk menyampaikan pesan. Pembelajaran tidak hanya menggunakan pendekatan berceramah, sehingga beberapa alat, kaidah atau instrumen bantuan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Contohnya, guru sebagai penyampai dan murid sebagai penerima.
Modul pembelajaran sering digunakan oleh pendidik dan peserta didik untuk memperlancar proses belajar dan pemahaman terhadap materi.
Pengertian Modul Pembelajaran Menurut
- Menurut Winkel
Menurut Winkel pengertian modul pembelajaran dapat diartikan sebagai program studi belajar mengajar. Modul pembelajaran menurutnya diartikan sebagai satuan program terkecil yang dapat dipelajari secara mandiri, perseorangan ataupun dipelajari langsung oleh siswa sendiri
- Nana Sudjana
Lain dengan pendapat Nana Sudjana yang memaknai pengertian modul sebagai alat ukur yang lengkap. Dimana modul pembelajaran ini memiliki peran dan tugas secara mandiri. Karena dapat dipergunakan untuk kesatuan dari seluruh unit lainnya. Modul pembelajaran sebagai bentuk kesatuan kegiatan belajar yang tersusun rapi agar peserta didik pun bisa mencapai tujuannya lebih mudah. Dalam perspektif lain, modul pembelajaran dapat diartikan sebagai paket program pembelajaran yang memiliki banyak sekali komponen penting. Beberapa komponen yang ada di dalamnya diantaranya terdapat metode pembelajaran, tujuan pembelajaran, alat atau media pembelajaran, bahan ajar dan termasuk sistem evaluasinya.
- Menurut Anwar
Berbeda pendapat Anwar, bahwa modul pembelajaran menekankan pada bahan ajar yang dibuat secara tersistematis. Secara isi pun dikemas lebih komprehensif, menarik, dan memiliki metode dan evaluasi yang memiliki kemanfaatan untuk mencapai tujuan, yaitu mencapai kompetensi yang diinginkan.
- Menurut Wijaya
Pengertian modul pembelajaran juga dapat diartikan sebagai satuan kegiatan belajar yang terencana sekaligus tersistematis. Umumnya modul ini pun dibuat dengan tujuan siswa dalam mencapai proses atau tujuan belajar tertentu. Selain itu, modul juga sebagai modul paket program yang pada dasarnya diperuntukkan untuk kepentingan belajar.
- Menurut Vembriarto
Menurut Vembriarto mengartikan modul secara garis besar tidaklah terlalu berbeda. Dimana modul pembelajaran sebagai paket pembelajaran yang memiliki konsep bahan pembelajaran. Dimana secara tujuan akhir, menginginkan adannya tujuan terhadap peserta didiknya. Misalnya menguasai satu unit pembelajaran satu ke unit pembelajaran yang lain.
Jadi, kesimpulannya bahwa modul dapat diartikan sebagai modul pembelajaran yang dikemas dalam bahan ajar. Tentu saja dari hasil cetak buku ajar disusun secara sistematis, menarik dan mudah untuk dipelajari secara mandiri.
Sedangkan Modul digital (e-Module) merupakan proses pendekatan pembelajaran dengan pemanfaatan ICT salah satunya adalah melalui sistem modul interaktif berbasis komputer.
Karakteristik Modul
Dalam pengembangannya, modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu: a) Self instructional, b) Self Contained, c) Stand alone (berdiri sendiri), d) Adaptif dan e) User friendly. Berikut penjelasan masing-masing:
-
- Self Instruction
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus: 1) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar; 2) Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas; 3) Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran; 4) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik; 5) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik; 6) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, 7) Terdapat rangkuman materi pembelajaran; 8) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment); 9) Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi; 10) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
- Self Contained
Self contained akan terpenuhi apabila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
- Berdiri Sendiri (Stand Alone)
Ini merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.
- Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (Hardware).
- Bersahabat/Akrab (User Friendly)
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespons dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.
- Self Instruction
Kekurangan Modul Pembelajaran
Tidak dapat dipungkiri jika pengertian modul pembelajaran memiliki banyak sudut pandang. Seperti yang disinggung di sub bab di atas. Dari beberapa sub bab di atas terdapat beberapa kelemahan dari modul pembelajaran, terutama untuk siswa yang melakukan pembelajaran secara mandiri dan bermodalkan modul pembelajaran. Diantaranya sebagai berikut.
-
-
- Modul pembelajaran kurang efektif digunakan untuk pembelajaran mandiri siswa tanpa pengawasan. Karena lebih banyak siswa yang malas belajar secara mandiri. Jika pun harus belajar secara mandiri, dibutuhkan pengawasan.
- Dari segi organisasi kegiatan belajar pun kurang baik
- Masih membutuhkan evaluasi atau ujian untuk mengetahui apakah benar belajar secara mandiri menggunakan modul atau tidak.
- Dibutuhkan tim atau orang tambahan, yaitu fasilitator sebagai pengawas sekedar untuk memantau proses belajar secara mandiri menggunakan modul pembelajaran yang ada.
- Dari segi biaya, memakan banyak sekali uang, karena selain harus membeli modul tentu saja juga memberikan uang terhadap jasa fasilitator profesionalnya. Kecuali si siswa memiliki karakter dan memiliki kesadaran tinggi terkait pentingnya proses belajar mengajar.
-
Kelebihan Menggunakan Modul Pembelajaran
Jika di bab awal sudah dijelaskan tentang pengertian modul dan kekurangannya, kali ada juga beberapa kelebihan menggunakan modul pembelajaran. Keuntungan tersebut sebagai berikut.
-
-
- Siswa memiliki kesadaran terhadap dirinya sendiri
- Membangun rasa tanggung jawab terhadap kegiatan belajar yang dipelajarinya
- Siswa bisa mempelajari modul pembelajaran lebih eksploratif dan tergantung dari tingkat pemahaman dan kemampuannya. Sehingga memberikan efektivitas dan efisiensi.
- Membangun motivasi bagi siswa. Karena saat mempelajari secara mandiri di modul pembelajaran, siswa dapat mengetahui lebih.
- Terjadi pemerataan pemahaman terhadap materi yang disampaikan dari buku ajar dan tentu saja lebih berdaya guna.
-
Elemen Modul
Modul pembelajaran harus mampu memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen yang mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi.
1. Format
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan format modul adalah sebagai berikut.
- Gunakan format kolom (tunggal atau Multi) yang proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau Multi harus sesuai dengan bentuk dan ukuran kertas yang digunakan. Jika menggunakan kolom Multi, hendaknya jarak dan perbandingan antar kolom secara proporsional.
- Gunakan format kertas (vertikal atau horizontal) yang tepat. Penggunaan format kertas secara vertikal atau horizontal harus memperhatikan tata letak dan format pengetikan.
- Gunakan tanda-tanda (ikon) yang mudah ditangkap dan bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang dianggap penting atau khusus. Tanda dapat berupa gambar, cetak tebal, cetak miring atau lainnya.
2. Organisasi
- Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan materi yang akan dibahas dalam modul.
- Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis, sehingga memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran.
- Susun dan tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa sehingga informasi mudah mengerti oleh peserta didik.
- Organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragraf dengan susunan dan alur yang memudahkan peserta didik memahaminya.
- Organisasikan antar judul, sub judul dan uraian yang mudah diikuti oleh peserta didik.
3. Daya Tarik
Daya tarik modul dapat ditempatkan di beberapa bagian seperti:
- Bagian sampul (kover) depan, dengan mengombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang serasi.
- Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring, garis bawah atau warna.
- Tugas dan latihan dikemas sedemikian rupa sehingga menarik.
4. Bentuk dan Ukuran Huruf Persyaratan bentuk dan ukuran huruf pada modul adalah:
- Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca sesuai dengan karakteristik umum peserta didik.
- Gunakan perbandingan huruf yang proporsional antar judul, sub judul dan isi naskah.
- Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks, karena dapat membuat proses membaca menjadi sulit.
5. Ruang (spasi kosong)
Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar untuk menambah kontras penampilan modul. Spasi kosong dapat berfungsi untuk menambahkan catatan penting dan memberikan kesempatan jeda kepada peserta didik/peserta didik. Gunakan dan tempatkan spasi kosong tersebut secara proporsional. Penempatan ruang kosong dapat dilakukan di beberapa tempat seperti:
- Ruangan sekitar judul bab dan subbab.
- Batas tepi (margin); batas tepi yang luas memaksa perhatian peserta didik untuk masuk ke tengah-tengah halaman.
- Spasi antar kolom; semakin lebar kolomnya semakin luas spasi diantaranya.
- Pergantian antar paragraf dan dimulai dengan huruf kapital.
- Pergantian antar bab atau bagian.
- Gunakan bentuk dan huruf secara konsisten dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan beberapa cetakan dengan bentuk dan ukuran huruf yang terlalu banyak variasi.
- Gunakan jarak spasi konsisten. Jarak antar judul dengan baris pertama, antara judul dengan teks utama. Jarak baris atau spasi yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapi.
- Gunakan tata letak pengetikan yang konsisten, baik pola pengetikan maupun margin/batas-batas pengetikan.
6. Konsistensi / taat asas.
Semua elemen yang terdapat pada modul baik yang terkait dengan format penulisan, organisasi, bentuk huruf maupun ruang kosong harus konsisten.
Komentar Terbaru