Aurat dari segi bahasa adalah segala perkara yang dirasa malu (jika diperlihatkan) juga memberi makna aib, cacat, cela. Dapat pula diartikan bahwa aurat itu ialah suatu (yang tersingkap, terbuka) maka terasa malu seperti aib seseorang ditunjukkan maka ia akan malu,dan adakalanya perkara itu menurunkan harga dirinya. Maka karena itulah ‘AURAT’ (aibnya) ditutup dan dijaga untuk memelihara harga dirinya, seperti penjual menyembunyikan kecacatan (aib) barang supaya tidak jatuh harganya. Maksud Aurat dari segi syara’ adalah suatu yang wajib ditutup atau suatu yang haram dilihat.
Kita tahu bahwa aurat wanita itu seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Berbeda dengan wanita, aurat lelaki hanya antara pusar dan lutut. Sehingga apabila akan melaksanakan sholat maupun di hadapan khalayak ramai cukuplah menutup antara pusar dengan lutut saja. Hanya unsur sopan santun yang menyatakan apabila hanya menutup pusar sampai lutut tersebut kurang beradab.
Oleh karenanya maka banyak lelaki memudahkan diri hanya dengan menggunakan celana pendek dari perut hingga paras lutut baik di dalam maupun di luar rumah, mencuci kendaraan, membersihkan halaman, berolahraga dll.
Memang dari segi hukum asal memakai celana pendek bagi lelaki yang hanya menutup sampai paras lutut telah menutup seluruh aurat lelaki. Namun perlu diketahui bagaimana kondisi celana tersebut saat berjalan dan duduk. Apakah saat digunakan jalan dan duduk masih menutup seluruh aurat lelaki?
Bagaimana jika lelaki sedang sholat hanya mengenakan sarung sampai lutut? Apakah sholatnya sah? Ketika ruku’, sujud dan duduk diantara dua sujud maka lutut akan terlihat, apakah masih sah sholatnya? Jawabnya jelas tidak sah.
Begitu pula saat lelaki tersebut mencuci kendaraan, membersihkan halaman yang memerlukan posisi membungkuk, duduk? Sama juga akan terlihat lututnya. Dan tidaklah lagi terpelihara auratnya.
Sekarang kita mencoba melihat bagaimana dengan pakaian olahraga? Yang hanya menggunakan celana pendek sampai dengan lutut, bahkan hanya diatas lutut? Apakah memelihara aurat? Jelas tidak. Nampaknya lelaki nyaman memperlihatkan auratnya ketika berolahraga.
Secara ilmiah, menggunakan pakaian longgar dan menutup tubuh akan memperlambat pergerakan. Tetapi teori tersebut tidaklah selamanya benar. Terbukti pelari cepat wanita Islam (menggunakan pakaian menutup aurat) dari Bahrain dapat mengalahkan pelari lain yang menggunakan pakaian lari yang biasa digunakan.
Bayangkan berapa lama umat islam telah salah dalam menggunakan pakaian menutup aurat? Bagaimana wanita menutup aurat? Apakah telah tertutup? Apakah lelaki telah menutup seluruh aurat seluruhnya dari pusar hingga lutut dalam segala posisi?
Maka perlulah kiranya kita mulai merubah sikap dan cara berpakaian kita, sehingga tidak lagi salah dan tidak memelihara aurat.
Telah dibaca sebanyak: 9,192
Komentar Terbaru