Dongeng – PEMBURU DAN SERIGALA

Dahulu kala, seekor rubah bercerita kepada seekor serigala mengenai kekuatan manusia yang tidak terkalahkan oleh hewan manapun, dan mampu membela dirinya dengan banyak cara.

Serigala pun berkata, “Jika saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan yang dinamakan manusia, saya akan membuktikan bahwa saya lebih kuat dari mereka.”

“Aku bisa mempertemukan kamu dengan manusia apabila kamu mau,” kata rubah. “Datanglah ke sini pagi-pagi besok, aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana yang dinamakan dengan manusia.”

Pemburu menembakkan senapannyaSang Serigala pun datang pada pagi hari dan sang rubah membawanya ke suatu jalan di mana ada seorang pemburu yang setiap pagi lewat di jalan tersebut. Teruskan membaca

Dongeng – KELEDAI DAN GARAM MUATANNYA

Seorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu. Teruskan membaca

Dongeng – DUA EKOR KAMBING

Dua ekor kambing berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan yang curam, saat itu secara kebetulan mereka secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang dibawahnya mengalir air sungai yang sangat deras. Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang tersebut.

Pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah kecil sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor tupai dengan selamat, apalagi oleh dua ekor kambing. Jembatan yang sangat kecil itu akan membuat orang yang paling berani pun akan menjadi ketakutan. Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa ketakutan. Rasa sombong dan harga diri mereka tidak membiarkan mereka untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnya. Teruskan membaca

Dongeng – SEMUT DAN BELALANG

Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

“Apa!” teriak sang Semut dengan terkejut, “tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?”

“Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan,” keluh sang Belalang; “Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu.” Teruskan membaca

Dongeng – AYAM JANTAN YANG SOMBONG

Di sebuah peternakan, tinggalah dua ekor ayam jantan. Mereka menjadi pejantan untuk semua ayam betina yang ada di peternakan itu. Tapi sayangnya, ayam jantan yang satunya selalu bersikap serakah. Dia ingin menjadi satu-satunya yang menguasai daerah itu. Sedangkan ayam jantan yang ke dua bersikap lebih sabar. Walaupun dia sering di hina, di caci, dan di perlakukandengan semena-mena oleh ayam jantan yang satunya, dia tak mudah terpancing.

Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian tak bisa di elakan. Ketika sedang asik mencari makan di pekarangan peternakan, tiba-tiba ayam jantan ke dua di terjang oeh ayam jantan serakah yang pertama. Untuk membela diri, ayam jantan ke dua pun mencoba malakukan perlawanan sekuat tenaga. Tapi karena sifatnya yang cinta damai dan tak suka berkelahi, ahirnya dia pun lari untuk mengalah dan bersembunyi di balik tumpukan jerami.

Teruskan membaca

Translate »